Seperti yang telah banyak kita baca selama ini mengenai Industri 4.0 dan Society 5.0, bahwa teknologi telah membuat masyarakat kita terkoneksi. Salah satunya adalah perangkat-perangkat lab yang sebelumnya hanya bisa dioperasikan langsung di dalam laboratorium, kini bisa di-remote dari rumah saja. Sehingga mahasiswa yang belajar di rumah bisa tetap melaksanakan praktek di lab hanya dengan terkoneksi melalui internet. 

Kegiatan pembelajaran daring yang dilakukan oleh Unika Soegijapranata selama ini tetap menekankan pada kualitas pembelajaran dan perkembangan proses belajar mahasiswa agar minimal sama kualitasnya seperti pembelajaran tatap muka biasa. Untuk memenuhi tujuan itu, banyak inovasi dilakukan oleh program studi (prodi) di Unika Soegijapranata dalam memastikan mahasiswa tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah penyediaan fasilitas laboratorium bagi mahasiswa prodi Teknik Informatika seperti yang dijelaskan oleh salah satu dosen Prodi Teknik Informatika Unika YB Dwi Setianto ST MCs, Senin (20/4).

“Saya saat ini mengampu mata kuliah Internet of Things (IOT) yang basicnya adalah embedded system yaitu suatu sistem yang mandiri dan tidak perlu komputer untuk berjalan. Jadi sebuah mikrokontroler melalui internet yang bisa dikontrol, mengirimkan data dan sebagainya dari internet,” jelas Dwi Setianto.

Dengan kondisi pandemi covid-19 ini ada beberapa kesulitan yang kami alami, antara lain adalah beberapa mahasiswa yang terlanjur pulang kampung, mereka lupa membawa alat-alatnya yang akan digunakan untuk praktek, kemudian ada juga mahasiswa yang belum sempat membeli alat-alatnya, sehingga kita di Prodi Teknik Informatika mencari solusi untuk problem tersebut, salah satunya adalah penyediaan alat yang rangkaiannya ada di laboratorium.

Kemudian karena prodi Teknik Informatika basis utamanya adalah di algoritma dan pemrogramannya, maka kita sendiri berpikir jangan sampai mahasiswa ada kendala dalam praktek keilmuannya, maka kita sediakan alat di laboratorium yang bisa diakses dari rumah dan mahasiswa bisa mencobakan programnya sekalipun tidak punya alatnya, kemudian secara visual mereka bisa mengamatinya melalui video live yang kita sediakan. Jadi para mahasiswa bisa mengeksekusi programnya dan melihat hasilnya melalui kamera, lanjutnya.

“Para mahasiswa dalam menggunakan fasilitas alat di lab hanya membutuhkan browser dan koneksi internet saja,” imbuhnya.

Maka para mahasiswa tidak perlu khawatir tentang pembelajaran daring di prodi Teknik Informatika, karena kami akan selalu mencari cara untuk mengatasi problem, salah satunya adalah pengadaan alat dari laboratorium yang bisa diakses dari rumah, tutupnya. (FAS)

—–